Makalah Tentang LDR Light Dependent Resistor
Makalah Tentang LDR Light Dependent Resistor |
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan
teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh manusia untuk dapat membantu
pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan
efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama siswa dituntut agar mampu
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Sebenarnya instansi pendidikan di Indonesia dan negara lainnya telah menerapkan perkembangan
iptek tersebut, salah satunya seperti adanya pembelajaran mengenai rangkaian
elektronika pada jurusan teknik komputer diberbagai instansi pendidikan.
Dimasa sekarang ini peradaban
manusia tentang moral dan pola pikir sudah banyak yang menyimpang, sehingga
satu sama lain tidak lagi memperdulikan nilai-nilai hak masing-masing, yang
berakibat banyak terjadinya pemindahan hak milik tanpa sepengetahuan pemilik,
atau dalam bahasa kriminalnya “pencurian”.
Keamanan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan
oleh seseorang. Diantaranya adalah keamanan rumah, gedung atau ruangan yang
memiliki nilai penting bagi pemilik. Setiap orang juga menginginkan rasa nyaman
jika meninggalkan tempat yang dianggap penting tersebut dan tetap bisa
mengontrolnya tanpa keterbatasan jarak.
Untuk memberikan rasa aman,
pemilik biasanya memberikan alarm pada tempat-tempat yang diinginkan tersebut,
namun itu belum cukup untuk memberikan rasa aman jika berada di luar atau
keterbatasan jarak dari tempat kejadian peristiwa karena pemilik tidak akan
mengetahuinya
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/
mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis,
panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor LDR (Light Dependent Resistor) adalah
salah satu j
enis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen elektronika yang dapat berubah resistansinya ketika mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterimanya sehingga LDR dapat juga dikatakan sebagai sensor cahaya, karakteristik dari LDR ini ialah LDR akan berubah resistansinya/tahanannya ketika terjadi perubahan cahaya yang dideteksinya.
enis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen elektronika yang dapat berubah resistansinya ketika mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterimanya sehingga LDR dapat juga dikatakan sebagai sensor cahaya, karakteristik dari LDR ini ialah LDR akan berubah resistansinya/tahanannya ketika terjadi perubahan cahaya yang dideteksinya.
Praktikum membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan
LDR (Light Dependent Resistor) dengan tujuan mendapat pembelajaran mandiri
mengenai rangkaian elektronika dan memenuhi Tugas Kerja Proyek. Rangkaian
sensor cahaya ini menggunakan aplikasi LDR sebagai sensornya. LDR bekerja saat
keadaan gelap dan berhenti saat keadaan terang. Penggunaan berbagai macam
sensor bisa diatur sesuai dengan keperluan. LDR pada rangkaian ini akan
mengeluarkan output suara alarm atau lampu dan menggunakan charger 5 volt
sebagai catu daya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis
mengangkat judul “Alarm otomatis”. Pratikum dan penulis mengharapkan dengan
adanya alat ini bisa mempermudah pekerjaan manusia dengan memanfaatkan cahaya
sebagai sensornya.
1.2
Tujuan Penulisan
1.
Sebagai salah satu syarat kelulusan jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan SMK N 1 Kedungwuni.
2.
Memenuhi tugas kerja proyek jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
3.
Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari Mata
Pelajaran Sistem Komputer kelas X terhadap realita.
4.
Untuk mengetahui cara kerja sensor cahaya LDR dalam sebuah rangkaian.
5.
Mempelajari cara pembuatan rangkaian sensor cahaya secara sederhana.
6.
Membantu dan mempermudah kerja manusia dalam memanfaatkan cahaya
sebagai sensornya.
7.
Melatih dan membangun kerja sama antar anggota tim dalam menyelesaikan
berbagai masalah.
8.
Mampu membuat rangkaian sensor dengan LDR sebagai sensornya.
1.3
Batasan Masalah
Untuk mempermudah
didalam memahami laporan ini, penulis membatasi pada sensor cahaya dengan LDR (Light Dependent Resistor) yang
diterapkan pada alarm otomatis.
1.4
Rumusan Masalah
Dari
batasan masalah di atas maka penulis merumuskan:
1.
Apa yang dimaksud dengan LDR?
2.
Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat alarm otomatis?
3.
Bagaimana cara kerja dari alarm otomatis?
4.
Bagaimana cara pembuatan rangkaian alarm otomatis?
5.
Tujuan dan manfaat apa yang dapat dicapai dalam kerja proyek pembuatan
alarm otomatis?
1.5
Metode Penulisan
1.
Metode Literatur
Dalam penyusunan laporan ini, penulis
mengumpulkan data dan referensi yang mendukung laporan ini dari berbagai
sumber, baik dari guru maupun internet.
2.
Metode Try and Error
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk
mempraktikan, mengecek, dan mengetahui berhasil atau tidak berhasil percobaan
yang telah dibuat.
3.
Metode Perencanaan dan Perancangan Rangkaian
Sebelum melakukan praktikum ini, terlebih
dahulu melakukan perencanaan, penyediaan, serta perlengkapan
peralatan-peralatan dan komponen-komponen lain yang dibutuhkan dalam pembuatan
rangkaian alarm otomais ini, kemudian praktikum baru bisa merancang rangkaian
baik di project board maupun layout
di papan PCB.
4.
Metode Pengujian
Pengujian hasil rancangan rangkaian
dilakukan setelah semua alat dirangkai di papan PCB, setelah semuanya dirangkai
dengan benar maka penulis melakukan pengujian hidup atau tidaknya alat yang
dibuat.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini terdiri atas lima
bab utama, yaitu sebagai berikut:
1.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai
latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, rumusan masalah, metode penulisan
tugas akhir, serta sistematika penulisan.
2. BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam
bab ini berisi dasar-dasar teori dari alat dan bahan maupun media yang
mendukung pembuatan kerja proyek.
3. BAB III
RANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dipaparkan mengenai rangkaian-rangkaian yang
digunakan pada sistem keamanan yang meliputi perancangan elektronik yang di
dalamnya meliputi rancangan gambar rangkaian dan alat dan komponen apa saja
yang digunakan. Selain itu juga terdapat perancangan kontruksi mekanik yang di
dalamnya meliputi tata letak komponen, perancangan lay out, dan pembuatan sensor LDR di PCB.
4.
BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN
Pembahasan rangkaian yang
dijalankan serta pengujian rangkaian. Meliputi hasil, cara kerja rangkaian, pengujian
yang di dalamnya meliputi tujuan pengujian, peralatan yang dibutuhkan untuk
melakukan pengujian, persiapan pengujian, dan hasil pengujian. Kemudian
terdapat analisa rangkaian sensor LDR.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari
pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini
dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitnnya pada suatu metode lain
yang mempunyai sistem kerja yang sama.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
LDR (Light Dependent Resistor)
Gambar 2.1 Sensor cahaya LDR
Sensor cahaya berfungsi untuk
mendeteksi cahaya yang ada di sekitar.
Sensor yang terkenal untuk mendeteksi cahaya ialah LDR. LDR adalah
singkatan dari light dependent resistor yaitu resistor yang tergantung pada
cahaya.
LDR digunakan untuk mengubah
energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar cahaya otomatis dan alarm otomatis
adalah beberapa contoh alat yang menggunakan LDR. Akan tetapi karena
responsnya terhadap cahaya cukup lambat,
LDR tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara
drastis.
Komponen yang dapat menerima ini merupakan
komponen yang peka cahaya yang dapat berupa LDR. Komponen ini akan berjalan
apabila berada ditempat akan menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Semakin kecil
intesitas cahaya yang diterima maka sinyal pulsa listrik akan baik jika cahaya
yang diterima intensitasnya besar maka LDR sinyal pulsa yang dihasilkan akan
tidak ada. Oleh karena itu sinyal yang diterima intensitasnya sangat besar harus
dikurangi. Fotoresistor atau Light Dependent Resistor (LDR) yang berubah
resistansinya ketika dikenai cahaya.
2.2
Potensiometer
Gambar 2.2 Potensiometer
Resistor
yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan
Variable Resistor ataupun Potensiometer yang sering dipakai sebagai pelbagi
tegangan. Potensiometer terbuat dari suatu lapisan karbon tipis.
2.3
Transistor
Gambar 2.3 Transistor
Transistor adalah
sebuah komponen elektronik yang bersifat semikonduktor dan dapat digunakan
sebagai penyambung, pemutus, ataupun penguat arus
listrik. Transistor juga dapat berfungsi sebagai elemen kunci dalam
amplifikasi, deteksi, dan switching untuk arus listrik. Selain itu transistor
juga merupakan komponen elektronik aktif dalam semua sistem elektronik yang
mengubah daya baterai menjadi arus listrik. Hampir di setiap
jenis transistor diproduksi dalam bentuk semi konduktor, sering kali
berupa material kristal tunggal, biasanya berbahan dari silikon.
2.4
Resistor
Gambar 2.4 Resistor
Resistor
adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan resistor dalam menghambat
arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor
tersebut. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol Ω (Omega).
2.5
Kapasitor
Gambar
2.5 Kapasitor
Kapasitor merupakan
komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik sementara.
Besaran yang diukur pada sebuah kapasitor adalah kapsitansi yang dinotasikan
sebagai C. satuan kapasitansi adalah farad (F) kapasitor dibagi dalam jenis
kapasitor non-polar dan kapasitor polar. Kapsitor non-polar dapat dipasang secara
bolak-balik pada rangkaian elektronika, tanpa memperhatikan kutub positif dan
negatifnya. Pada kapsitor polar, kutub negatif (-) digambarkan sebagai garis
putih. Pemasangan kutub positif (+) dan kutub negatif (-) kapasitor yang
salah pada rangkaian elektronika dapat menyebabkan rangkaian rusak atau
meledak.
Fungsi kapasitor dalam
rangkaian elektronika:
1.
Sebagai
alat penyaring dalam rangkaian catu daya.
2.
Untuk
menghindari loncatan api saat sakelar beban listrik dihubungkan.
3.
Untuk
menghemat daya listrik.
4.
Untuk
meredam noise atau ripple.
5.
Sebagai
kopling saat menghubungkan beberapa rangkaian listrik.
2.6
IC (Integrated Circuit)
Gambar
2.6 IC
IC
(Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang
diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil.
Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3
(tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai
dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC
adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan
Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap
ESD (Electro Static Discharge).
2.7
Laser
Gambar
2.7 Laser
Laser (Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation) merupakan alat yang
dapat memancarkan cahaya (gelombang radioelektromagnetik) pada daerah infrared,
visible atau ultraviolet. Cahaya yang dipancarkan oleh laser dihasilkan dari
stimulasi emisi radiasi dari medium yang ada di laser, emisi radiasi tersebut
dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya yang mempunyai sifat monokromatis
(tunggal/hanya satu), koheren, terarah dan brightness (sifat kecerahan tinggi).
2.8
Buzzer
Gambar
2.8 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya
prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri
dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah
selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
2.9
PCB
Gambar
2.9 PCB
Printed Circuit Board atau
biasa disingkat PCB adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua
komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya, papan PCB juga memiliki
jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk
menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya.
2.10
Project Board
Gambar
2.10 Project Board
project board /
bread board adalah papan yang di gunakan untuk
merangkai komponen agar bisa menjadi rangkaian yang sempurna. kegunaan papan
ini yaitu sangat lah mudah dan praktis, tidak harus susah susah mencari jalur
dengan lay out atau pun mengebornya lain halnya dengan papan PCB. Hanya
mencolokkan komponen-komponen
di lobang kotak-kotak kecil yang ada di project board tersebut
di lobang kotak-kotak kecil yang ada di project board tersebut
2.11
LED (Light
Emitting Diode)
Gambar
2.11 LED (Light
Emitting Diode)
LED
(Light Emitting Diode) adalah
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika
diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering dijumpai pada Remote Control TV
ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
2.12
Catu daya 5 V
Gambar
2.12 Catu daya 5 V
Catu daya 5
V suatu rangkaian elektronik ini yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik
(AC) dari PLN menjadi arus listrik searah (DC) yang akan digunakan sebagai sumber
tenaga. Catu daya ini digunakan untuk meminimalisir penggunaan batu baterai
dalam rangkaian. Catu daya ini diambil dari charger hp yang sudah tidak
digunakan.
2.13
Solder
Gambar
2.13 Solder
Salah satu Fungsi Solder Listrik adalah untuk membantu membongkar atau
merakit rangkaian elektronika yang terdapat pada sebuah papan pcb. Solder
sendiri adalah alat elektronika yang dapat merubah energi listrik menjadi
sebuah energi panas. Solder digunakan untuk merekatkan komponen-komponen yang
ada sehingga menjadi rangkaian yang saling terhubung, sehingga rangkaian
tersebut dapat bekerja dengan baik.
2.14
Timah Solder
Gambar
2.14 Timah Solder
Timah
solder merupakan sejenis timah yang terbuat dari pencampuran bahan perak dan
timah, timah solder untuk keperluan mematri komponen elektronika sering juga
dikenal dengan istilah Alloy. Perbandingan pencampuran bahan perak dan timah
tersebut antara lain 60/40%, 63/37% serta 50/50%. Bentuk timah patri/timah
solder yang sering digunakan untuk mematri biasanya berbentuk seperti kawat
panjang, dengan ukuran diameter yang beragam antara 0,3mm-1,5mm, namun yang
banyak digunakan adalah ukuran 0,8 dan 1mm. Untuk pematrian komponen-komponen
elektronika gunakan timah patri/timah solder yang berbahan dasar 60/40%, timah
tersebut dapat meleleh disuhu 190c.
2.15
Kabel Jumper
Gambar
2.15 Kabel Jumper
Jumper
adalah istilah dalam dunia elektronika untuk menghubungkan antara dua titik
atau lebih. Sedangkan kabel jumper merupakan alat untuk menghubungkan dua titik
atau lebih pada rangkaian elektronika. Kabel jumper yang digunakan untuk
menghubungkan komponen-komponen pada rangkaian alarm otomatis ini menggunakan
kabel UTP yang sudah di kelupas pembungkusnya dan yang digunakan kabel di dalam
pembungkus tersebut yang dikelupas pembungkus sehingga terlihat kabel yang
berwarna keemasannya. Jangan buka seluruh pembungkus kabelnya, karena akan
menyebabkan konsleting atau rangkaian akan terbakar.
2.16
Software Proteus 8 Profesional
Gambar
2.16 Logo Software Proteus 8
Proteus
adalah sebuah software untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi
pada level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke PCB sehingga
sebelum PCBnya di cetak akan tahu apakah PCB yang akan dicetak sudah benar atau salah.
BAB III
RANCANGAN SISTEM
Perancangan Sistem meliputi spesifikasi komponen yang terdapat pada
rangkaian beserta cara kerja rangkaian tersebut. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan- kesalahan yang mungkin terjadi. Tujuan dari
perancangan untuk menghasilkan suatu alat yang sesuai dengan spesifikasi yang
diharapkan. Karena banyaknya pembahasan pada alat ini dan telah disebutkan pada
pembatasan masalah di bab I maka pada bab ini kelompok 2 hanya akan membahas
secara khusus mengenai penggunaan komponen LDR Sebagai sensor dalam rangkaian
ini.
3.1
Perancangan Elektronik
3.1.1
Flowchart
Gambar 3.1 Flowchart Rangkaian
3.1.2
Rancangan Gambar Rangkaian
Gambar 3.2 Rangkaian alarm otomatis
Langkah awal dalam perancangan alat ini adalah
membuat rangkaian LDR menggunakan software Proteus agar lebih mudah dalam
proses pembuatan rangkaiannya. Penganalisaan, yaitu hubungan antara
komponen-komponen dalam rangkaian tersebut.
3.1.3
Komponen
Dalam pembuatan setiap
rangkaian elektronika, hal yang paling menentukan adalah Kelengkapan suatu komponen. Selain
kelengkapan komponen tata letak dari komponen pada rangkaian perlu juga
diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak komponen agar
gamabar tidak saling tindih, mempelajari rangkaian dengan baik, mempelajari
karakteristik komponen, dan menyusun semua komponen dangan teratur untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Komponen-komponen pada rangkaian yang digunakan
pada rangkaian sensor LDR :
1.
LDR 1
buah
2.
Potensiometer 500k 1 buah
3.
Resistor 1MΩ 1
buah
4.
Resistor 10KΩ 1 buah
5.
Transistor NPN C828 1 buah
6.
Kapasitor 68nF 1 buah
7.
IC 555 1
buah
8.
Buzzer 12 V 1
buah
3.1.4
Alat yang Digunakan
Selain komponen-komponen elektronika yang
disebutkan diatas, perlu juga disediakan
peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu mempermudah dalam pembuatan
rangkaian. Adapun dalam proses pengerjaannya, alat dan bahan yang harus
disediakan adalah sebagai berikut :
1.
PCB
2.
Software pembuat layout
(Proteus 8 Profesional)
3.
Solder
4.
Timah
5.
Tang Potong
6.
Cutter
7. Mika
3.2
Perancangan Konstruksi Mekanik
Perancangan konstruksi mekanik terdiri atas
perancangan layout di Proteus 8 Profesional, pembuatan jalur pada PCB,
penempatan dan penyolderan komponen.
3.2.1
Tata Letak Komponen
Tata letak komponen harus dirancang terlebih
dahulu agar komponen yang dipasang dapat tepat, tidak saling bertindihan jalur dengan
komponen lainnya dan komponennya tersusun dengan rapi. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya konsleting dan rangkaian akan terbakar pada nantinya.
3.2.2
Perancangan Lay Out
Pada tahap ini jalur – jalur PCB dibuat di Proteus
8 Profesional dan di print pada kertas hvs. Jalur – jalur dibuat sesingkat mungkin
dan harus dihindari pemakaian jumper terlalu banyak karena pemakaian jumper
yang terlalu banyak akan menyebabkan rangkaian menjadi rumit dan resiko
kesalahan dalam menghubungkan rangkaian akan banyak.
3.2.3
Pembuatan Sensor LDR di PCB
Proses pembuatan Sensor LDR di PCB adalah
sebagai berikut :
1.
Pertama buat sketsa atau pola
layout rangkaian yang diinginkan menggunakan software pembuat layout. Kelompok
2 memakai Proteus 8 Profesional dalam pembuatannya. Langkahnya yaitu buka
software Proteus 8 Profesional yang sudah di install, kemudian klik icon “P”
warna biru untuk memilih peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan skema
rangkaian antara lain : LDR , Transistor , Battery (catu daya) , Kapasitor,
Poternsio Meter, IC 555, dan Buzzer. Hasilnya dapat dilihat pada gambar.
Gambar 3.3 Rangkaian Alarm
Otomatis pada Proteus 8
2.
Kemudian layout yang sudah
selesai dibuat lalu diexport dan di print pada kertas biasa. Hal ini bertujuan agar
rangkaian dapat lebih mudah dimengerti, dibaca dan juga mempermudah melihat
alur penempatan komponen-komponen rangkaian
di papan PCB.
Gambar 3.4 Rangkaian Otomatis
sudah dicetak
3.
Selanjutnya tempatkan
komponen-komponen yang dibutuhkan pada PCB sesuai jalur yang ditentukan.
Pastikan pada saat meletakkan komponen-komponen, sesuai dengan sketsa rangkaian
yang sudah dibuat dan tempatkan dengan rapi agar tidak merusak
komponen-komponen yang ada. Apabila salah dalam meletakkan komponen tersebut
mengakibatkan rangkaian tidak berfungsi maupun berantakan.
Gambar 3.5 Proses Peletakan
Komponen
4.
Setelah semua komponen
terpasang, selanjutnya berikan jalur agar setiap komponen dapat terhubung
dengan menggunakan kabel jumper. Pada saat membuat jalur, pastikan kabel yang
digunakan masih terdapat penutup tembaganya dan usahakan jalur tidak
bertumpukkan. Karena penggunaan kabel yang sudah terkelupas dapat menyebabkan
konsleting dan mudah terbakar dan penggunaa kabel yang bertumpuk-tumpuk akan
menyulitkan apabila terdapat kesalahan jalur yang dibuat.
Gambar
3.6 Rangkaian pada PCB
5.
Setelah itu solder
komponen-komponen tersebut agar terikat atau terhubung di PCB. Pada tahap ini
penyolderan dilakukan oleh dua orang, yang satu menyolder dan yang lainnya
memegang rangkaian pada PCB agar tidak goyah. Pastikan hasil solderannya rapi
dan kuat sehingga komponen tidak mudah lepas. Ketika menyolder lakukanlah
dengan hati-hati dan cermat untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Gambar 3.7 Proses Penyolderan
6.
Setelah tahap penyolderan
selesai, ujilah rangkaian LDR yang telah dibuat. Pastikan rangkaian LDR telah
bekerja dengan baik, sebelum ditempatkan dalam Cassing.
Gambar 3.8 Rangkaian Sudah Jadi
7.
Selanjutnya buatlah
cassing menggunakan mika dan wadah CD-R/RW. Mika yang panjangnya 40 x 11 cm
dipotong menjadi beberapa bagian, kurang lebih 11 x 9 cm. Mika digunakan
sebagai sisi atas dan bawah, sedangkan wadah CD-R/RW digunakan sebagai penutup
di samping kanan dan kiri. Setelah itu, potongan mika dan wadah CD-R/RW
dihubungkan satu persatu menggunakan lem Alteco, dan dijemur kurang lebih satu
jam hingga lem benar-benar merekat dan kering sehingga berbentuk seperti bangun
balok. Apabila cuaca tidak mendukung untuk mengeringkan lem, maka dapat
menggunakan hairdryer. Proses ini
dilakukan dengan hati-hati agar lem tidak berceceran dan pastikan lempengan
terekat dengan kuat agar casing tidak mudah lepas pada saat rangkaian
dimasukkan ke casing.
Gambar 3.9 Perekatan casing
dengan bantuan sinar matahari
Gambar 3.10 Perekatan casing
dengan bantuan Hair dryer
8.
Setelah cassing selesai dibuat,
lalu tempatkan rangkaian LDR yang sudah jadi ke dalam cassing. Hal ini
bertujuan agar rangkaian lebih aman dalam penggunaannya dan terlihat rapi.
Gambar 3.11 Casing
Gambar 3.12 Rangkaian dimasukkan
dalam casing
Gambar 3.13 Hasil Akhir
9.
Terakhir, pasang rangkaian
pada tempat yang diinginkan seperti di sekitar pintu masuk maupun tempat
rahasia. Sebisa mungkin tidak diketahui oleh orang lain.
10.
BAB IV
PENGUJIAN RANGKAIAN
Tugas Kerja Proyek ini hanya terdiri atas
perangkat keras (Hardware) yang terdiri atas rangkaian sensor LDR.
4.1
Hasil
Berdasarkan perancangan perangkat keras pada Bab III
maka dihasilkan suatu alat berupa rangkaian sensor yang berbasis LDR (Alarm
Otomatis).
4.2
Cara Kerja Rangkaian
Rangkaian ini menggunakan catu daya yang outputnya
± 5 Vdc. Pada saat catu daya dihidupkan maka arus yang ada akan mengalir pada
rangkaian. Rangkaian ini menggunakan LDR sebagai sensornya maka rangkaian ini
sangat berpengaruh pada cahaya. Pratikum mengatur rangkaian sedemikian rupa
sehingga rangkaian ini akan bekerja pada keadaan cahaya gelap yang
mengakibatkan rangkaian ON dimana tahanan LDR akan mengecil yang menyebabkan
aktifnya berbagai komponen pada rangkaian sehingga Buzzer sebagai indikator
akan Berbunyi, sedangkan pada keadaan ada cahaya maka rangkaian dalam keadaan
OFF atau tidak memberikan respon apapun karena LDR dalam keadaan ini memiliki
tahanan besar sehingga arus tertahan oleh LDR dan pada akhirnya Buzzer tidak
berbunyi.
4.3
Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah semua komponen bekerja dengan baik atau tidak rusak. Kemudian menguji
rangkaian catu daya terlebih dahulu, baru kemudian menguji rangkaian utama. Hal
itu dikarenakan bila terjadi kesalahan maka kita dapat mengetahui bagian mana
yang rusak tanpa harus menebak-nebak kesalahan yang ada.
4.3.1
Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari pengujian ini adalah :
1. Mengetahui kerja LDR yang
digunakan dalam rangkaian.
2. Mempelajari prinsip kerja
atau cara kerja rangkaian LDR.
3. Untuk membandingkan antara
data-data yang telah dikumpulkan baik secara teori maupun dengan pratik.
4.3.2
Peralatan
1. Rangkaian sensor cahaya LDR
2. Catu Daya 5 Volt
3. Laser
4.3.3
Persiapan pengujian
1. Siapkan rangkaian sensor
LDR dan catu dayanya.
2. Hubungkan rangkaian sensor
LDR dan cahaya laser mengarah tepat pada LDR.
3. Hubungkan catu daya pada
stop kontak
4.3.4
Hasil pengujian
Ketika rangkaian pendeteksi cahaya dengan
tegangan masukkan 5 V maka pada kondisi sensor tidak menerima cahaya maka
tahanan pada LDR mengecil sehingga arus mengalir dan Buzzer akan berbunyi beep.
4.4
Analisa
4.4.1
Analisa Rangkaian Sensor LDR
Arus sumber 220V AC akan masuk ke dalam Catu
daya. Di dalam catu daya arus 220V AC tadi
akan menghasilkan tegangan DC 5V. Arus 5V DC kemudian masuk ke kapasitor
yang berfungsi sebagai penampung arus sementara. Selanjutnya akan masuk ke IC ,
IC ini berfungsi sebagai penstabil tegangan sehingga tegangan yang keluar dari
IC tersebut stabil atau tetap 5V. Kemudian diteruskan ke kapasitor yang
berfungsi untuk menghindari terjadinya loncatan listrik pada rangkaian-rangkaian
yang mengandung kumparan bila tiba-tiba diputuskan arusnya.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1.
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan sensor
cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar . LDR bekerja saat keadaan gelap dan berhenti saat
keadaan terang. Penggunaan berbagai macam sensor bisa diatur sesuai dengan
keperluan. LDR pada rangkaian ini akan mengeluarkan output suara alarm atau
lampu dan menggunakan charger 5 volt sebagai catu daya.
2.
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada
saat pembuatan alarm otomatis ini adalah LDR, potensiometer, kapasitor,
transistor, resistor, IC, LED, Laser, timah solder, solder, catu daya 5 V,
kabel Jumper, PCB, Project board, dan buzzer.
3.
Cara
pembuatan rangkaian:
-
Siapkan
alat dan bahan.
-
Buat
sketsa rangkaian alarm otomatis pada software proteus.
-
Cetak
sketsa rangkaian alarm otomatis pada kertas.
-
Letakkan
komponen-komponen pada PCB yang telah disiapkan.
-
Buat
jalur menggunakan kabel jumper.
-
Setelah
dijumper, solder komponen dengan kuat dan rapi.
-
Buat
casing / wadah rangkaian yang bertujuan demi keamanan penggunaan (tidak mudah
menyetrum).
-
Letakkan
rangkaian pada casing yang sudah jadi.
-
Pastikan
rangkaian tidak goyah atau bergerak.
-
Apabila
sudah selesai, kemudian letakkan pada tempat yang diinginkan seperti pintu
masuk, brangkas, tempat rahasia dan lain sebagainya sesuai keinginan.
-
Uji
dengan catu daya 5 V kemudian halangi cahaya laser dan buzzer akan berbunyi
secara otomatis.
4.
Cara
kerja dari rangkaian ini yaitu ketika cahaya laser yang menuju LDR tertutup
benda atau manusia yang lewat, maka buzzer akan berbunyi untuk memberi
peringatan pada pemilik rumah.
5. Tujuan pembuatan
rangkaian adalah untuk membantu dan mempermudah kerja manusia dalam
memanfaatkan cahaya sebagai sensornya, terutama dalam bidang keamanan.
5.2
Saran
1. Sebaiknya catu daya
pada laser didesain 2 jenis yaitu dengan baterai dan adaptor yang langsung ke
listrik utama. Hal ini untuk menghindari apabila baterai habis dan pemadaman
listrik utama.
2. Dalam pengembangan
selanjutnya, rangkaian ini dapat digunakan sebagai sistem kontrol otomatis dari
jarak jauh dengan perantara handphone.
3. Desain dengan ukuran
minimalis dan berfungsi dengan baik sangat dibutuhkan untuk menghindari
kecurigaan orang.
4. Sebaiknya casing/wadah
rangkaian alarmnya menggunakan bahan plastik yang mudah dibentuk dan
direkatkan.
Makalah tersebut kami buat untuk memenuhi Tugas Akhir Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Kedungwuni. Apabila ingin dijadikan sebagai bahan referensi, silahkan bisa Download Disini , tapi jangan lupa sertakan sumbernya untuk menghargai penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Paramata, Erick. 2014
“Halaman Persembahan Skripsi” dalam https://erickparamata.files.wordpress.com/2014/01/ diakses pada 11 Maret 2016.
Kho, Dickson. 2014
“Jenis-jenis komponen elektronika beserta fungsi dan simbolnya” dalam http://teknikelektronika.com/category/elektronika/ diakses pada 7 Januari 2016.
Purnama, Dadan. 2015
“[Jurnal] Cara Membuat Sensor Cahaya (dan Gerak) dengan LDR + Alarm IC 555”
dalam http://www.dadanpurnama.com/ diakses pada 25 Januari 2015.
Sitorus, Syarif Abdillah.
2008 “Sistem Keamanan Ruangan Dengan
Sensor Cahaya Dan Handphone, Disertai Program Diploma, Universitas Sumatera
Utara.
Hermawan. 2012 “Tata Laksana Audit Kepabeanan Terhadap
Importir Mitra Utama Prioritas”, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
NN. “Bab III”, STIKOM Surabaya
Makalah tersebut kami buat untuk memenuhi Tugas Akhir Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Kedungwuni. Apabila ingin dijadikan sebagai bahan referensi, silahkan bisa Download Disini , tapi jangan lupa sertakan sumbernya untuk menghargai penulis. Terima Kasih.
Makalah tersebut kami buat untuk memenuhi Tugas Akhir Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Kedungwuni. Apabila ingin dijadikan sebagai bahan referensi, silahkan bisa Download Disini , tapi jangan lupa sertakan sumbernya untuk menghargai penulis. Terima Kasih.
ConversionConversion EmoticonEmoticon